bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Bertemu Teman Baik
Raihan Aulia, tetap memilih transportasi publik.

Ngobrol dengan Raihan Aulia, Pemuda yang Cinta Transportasi Publik

BERITABAIK.ID - Kenalin nih, TemanBaik kita. Namanya Raihan Aulia. Saat kebanyakan orang memilih punya kendaraan pribadi untuk beraktivitas, dia memilih transportasi publik.

Tak tanggung-tanggung, kecintaannya terhadap transportasi publik menggugah hatinya mendirikan sebuah forum diskusi seputar transportasi publik di wilayah Bandung Raya.

Walau mengaku masih banyak pekerjaan rumah untuk menata transportasi publik agar lebih layak, namun ia optimistis jenis transportasi ini akan menjadi pilihan utama masyarakat di masa depan.

“Sebenernya karena lebih efektif kalau menurut saya. Kita tinggal naik, duduk, bayar. Enggak perlu ngerawat, enggak perlu nyuci, enggak perlu gimana-gimana,” terangnya kepada Beritabaik.id.

Transportasi publik sudah menjadi teman akrabnya sejak remaja. Sekitar tahun 2012, saat duduk di bangku kelas 2 SMP, Raihan sering menggunakan transportasi publik kereta (kini KRL) di Jabodetabek.

Baca Juga: Cerita Endang Paiman, 32 Tahun Jadi Penjaga Pintu Lintasan Kereta Api

“Di rumah juga, setahuku mama papa berangkat kerja pakai transportasi publik,” terangnya.

Kebiasaannya menggunakan transportasi publik berlanjut hingga ia memasuki fase SMA. Ia menempuh jarak dari rumahnya di Ciputat Tanggerang Selatan ke sekolahnya di wilayah Harmoni Jakarta Pusat, dengan menggunakan KRL.

Kata Raihan, ia merasa ada sensasi seru saat menggunakan transportasi publik. Setiap hari, pemandangan yang dilihatnya silih berganti.

Terlebih, Raihan mengalami fase di mana transportasi publik di tempatnya tinggal dari saat masih tidak layak, berproses hingga menjadi lebih baik.

“Dulu ngalamin zaman kereta (KRL) di satu gerbong ada tukang sayur, ada yang bawa ayam, harga tiket Rp1.500. Sampai ada TransJakarta, terakhir ada JakLingko. Proses ini yang seru,” bebernya.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Orang Pendiam, Jarang Diketahui dan Mengejutkan

Selepas SMA, Raihan melanjutkan pendidikan di Universitas Padjadjaran. Melanjutkan kuliah di wilayah Jatinangor tak menyurutkan kecintaannya terhadap transportasi publik.

Untuk aksesibilitas sehari-hari, ia memilih tempat tinggal yang tak jauh dari lokasi kampus agar bisa berjalan kaki. Sedangkan saat harus bepergian ke pusat Kota Bandung, ia memilih transportasi publik.

Sepeda motor yang dimilikinya disimpan di rumahnya, di Ciputat. Ia mengaku belum memerlukannya.

Pilihannya tetap menggunakan transportasi publik relatif berbeda dengan pilihan kebanyakan teman-temannya, yang membawa sepeda motor dari rumah untuk digunakan di perantauan.

“Motor ada di rumah. Saya tetap pakai umum (kendaraan). Belum perlu aja sih,” katanya.

Baca Juga: Muhammad Ivan Nugraha, Sekuriti Cikarang yang Jago Bahasa Korea

Kegemaran dan Berorganisasi

Kegemarannya terhadap transportasi publik tak berhenti di situ. Saat menjadi mahasiswa Sastra Jepang di Univeritas Padjadjaran, ia merintis Forum Diskusi Transportasi Bandung atau Transport for Bandung.

Idenya merintis forum ini karena ia tergabung dalam forum serupa di Jakarta. Melihat belum adanya forum seputar transportasi publik di Bandung, Raihan berinisiatif merintisnya.

Awalnya, FDTB fokus pada pengenalan transportasi publik yang ada di Bandung Raya.

Namun perlahan, forum ini secara swadaya memberi edukasi kepada masyarakat terkait seluk beluk transportasi publik seperti misalnya peta rute transportasi publik.

“Di Jakarta, perubahannya terlihat dan terasa sih. Bahkan sampai forumnya berkolaborasi sama Pemprov. Saya kepikiran mengadaptasinya,” ujar Raihan.

Baca Juga: 7 Waktu Terbaik Minum Air Putih, Baik bagi Kesehatan

Saban hari, ia memperbarui informasi seputar transportasi publik. Seperti misalnya tarif bus kota, hingga peta transportasi publik.

Ia membuat sendiri desain dan mengunggahnya di akun Instagram @transportforbandung.

Kini, forum yang didirikannya berhasil menggaet 350 peserta diskusi via Telegram. Raihan juga dibantu 4 orang kawannya yang mengurus advokasi kepada stakeholder yang berwenang.

“Kita sudah terhubung dengan operator Damri dan Trans Metro Pasundan. Harapannya bisa mengadvokasi kebutuhan masyarakat terkait transportasi publik,” kata Raihan.

Lebih Baik “Naik Umum”

Selain menjadi pengguna transportasi publik, Raihan juga berharap jenis transportasi ini lebih dikenal masyarakat.

Baca Juga: 3 Penyebab Ban Motor Tubeless Sering Kempes

Pasalnya, Kata Raihan, belum banyak masyarkat di wilayah Bandung Raya yang mengetahui keberadaan trayek angkutan umum tertentu.

“Makanya, FDTB fokus ke sosialisasi ke pengenalan buat masyarakat dulu. Kalau kampanye ngajakin mereka naik transportasi publik belum. Bertahap itu,” ucapnya.

Ia berharap transportasi publik di Bandung Raya dapat lebih dioptimalisasi. Juga dibarengi sosialisasi yang maksimal.

“Banyak orang yang enggak mau naik kendaraan umum, mungkin karena masih ribet,” katanya.

Sebagai pamungkas, Raihan mengajak kita semua untuk menjajal transportasi publik, walau itu hanya seminggu sekali. Kata dia, banyak keseruan yang bisa kita dapatkan dengan rutinitas ini.

“Coba buat kenal dulu deh. Kalau kelebihannya ya tadi itu: enggak perlu repot nyuci, enggak mikirin parkir di mana, kita tinggal naik, duduk, bayar,” pungkasnya.

Selain Raihan, masih ada enggak di antara TemanBaik yang rutin menggunakan transportasi publik? Coba dong ceritakan keseruan versi kamu!***

 

Editor : Marshal Deru Bumi

'Cihapit Records', Surganya Para Pemburu Kaset Pita

Cerita Endang Paiman, 32 Tahun Jadi Penjaga Pintu Lintasan Kereta Api