BERITABAIK.ID - Mahasiswa ITB membuat sistem pendeteksi wabah berbasis internet. Sistem ini mengandalkan Google Trend.
Sistem ini digagas tim yang beranggotakan Dimas Shidqi Parikesit (Teknik Informatika 2020), Rio Audino (Teknik Informatika 2020), dan Rizky Ramadhana (Teknik Informatika 2020) yang berhasil membawa pulang Juara Harapan di ajang GEMASTIK-XV Tahun 2022 pada Divisi Penambangan Data.
Rio dan rekan satu timnya menciptakan early warning system yang mampu mendeteksi munculnya wabah penyakit di sebuah wilayah.
Mereka memanfaatkan tren hasil pencarian keyword tertentu yang berkaitan dengan bidang kesehatan dari Google Trend.
Data yang mereka himpun dapat menjadi gambaran kenaikan tren jumlah masyarakat yang mengidap penyakit tertentu.
“Misalnya, banyak orang yang sedang mencari paracetamol di Google. Nah, kemungkinan orang-orang sedang mengalami demam,” jelas Rizky dalam keterangan resmi ITB.
Baca Juga: Agar Tetap Semangat, Isi Liburan Anak dengan Cara Menyenangkan Ini!
Jerih payah mereka mampu mengantarkan ke tahap final yang diselenggarakan secara luring di Malang, Jawa Timur pada November 2022 lalu.
Mereka diberi sekumpulan data dari beberapa sumber berita untuk dapat diklasifikasikan sebagai berita positif, netral, atau negatif.
Dimas menjabarkan sistem verifikasi seperti ini sebetulnya bukan hal asing di beberapa perusahaan teknologi. Salah satu contoh implementasi sistem ini adalah untuk memvalidasi rating dan isi ulasan pada sebuah produk atau jasa, misalnya konsumen memberikan rating yang bagus, tetapi ia memberikan ulasan yang tidak baik.
Terdapat suatu mekanisme yang mampu untuk mengoreksi input data yang dimasukkan.
Menurut Rio dan tim, ajang GEMASTIK-XV ini tak hanya memberikan rasa bahagia dan bangga atas gelar juara yang diperoleh, tetapi juga kemampuan komunikasi dan bekerja sama di bawah tekanan.
Baca Juga: Cuaca di Bandung Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG
Mereka harus mampu memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk meyakinkan dewan juri tentang ide yang mereka susun saat babak penyisihan.
Selain itu, beragamnya pendapat antaranggota menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Namun, mereka berupaya menyatukan perspektif yang berbeda menjadi satu keputusan terbaik.
Selama mengikuti GEMASTIK-XV, Rizky, Dimas, dan Rio dibimbing oleh Dr. techn. Saiful Akbar, S.T., M.T.
Namun, mereka kerap berkonsultasi dengan beberapa dosen dari Program Studi Teknik Informatika ITB, salah satunya Dr. Eng. Ayu Purwarianti, S.T., M.T., yang aktif melakukan riset tentang data teks.
Selain itu, perjuangan mereka turut didukung oleh kontingen ITB lainnya yang saling bertukar ilmu dan informasi.
Baca Juga: Ayo Les Bahasa Inggris dan Dapatkan Skill Keren Ini
Tiga mahasiswa yang tertarik dengan data science ini kerap mengikuti perlombaan bersama-sama sejak duduk di bangku SMA.
Persamaan minat ini membawa mereka menjadi teman satu tim di beberapa perlombaan lainnya. Mereka berencana untuk mengikuti kompetisi lainnya yang mereka minati di masa mendatang.
Dimas berpesan kepada mahasiswa lainnya untuk terus belajar agar wawasan yang dimiliki bertambah.
“Belajar tidak harus dari kuliah, tetapi bisa dari artikel-artikel. Sedikit pun tidak masalah karena sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit,” kata Dimas.
Tak lupa mereka menyampaikan untuk terus mengeksplorasi banyak kegiatan yang dapat diikuti oleh mahasiswa karena kegiatan tersebut sarat akan manfaat. ***
Editor : Marshal Deru Bumi