BERITABAIK.ID - Majalah mode dan gaya hidup pria di Timur Tengah, GQ Middle East, baru saja memberikan predikat “Man of The Year” pada Motaz Azaiza, jurnalis dan fotografer asal Gaza, Palestina.
Penghargaan “Man of The Year” tahun ini berbeda dari penghargaan-penghargaan sebelumnya. Ini adalah sebagai bentuk penghormatan GQ kepada dedikasi Motaz Azaiza yang memiliki keberanian tinggi. Dilansir GQ Middle East, kategori tahun ini adalah “bagi mereka yang menciptakan perubahan nyata dan bermakna”.
Profesi Motaz Azaiza selaku jurnalis foto di tengah konflik perang Palestina dan Israel telah menggerakan hati banyak orang. Ia menjadi sosok yang tepat untuk gambaran keberanian dalam melakukan perlawanan. GQ menggaris bawahi bahwa masyarakat sipil biasa mampu bersiteguh memiliki kekuatan perubahan.
“Tahun ini kami membubarkan kategori kami–tidak ada Iconoclast, Maverick, ataupun Legend,” tulis GQ Middle East. “Sama seperti rekan-rekannya di Gaza, Azaiza mengingatkan kita bahwa tidak peduli siapa kita atau dari mana kita berasal, kitalah–masyarakat biasa, pria, dan wanita–yang memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan yang kita ingin lihat.”
Sejak beberapa pekan terakhir, keberadaan jurnalis foto Palestina ini telah membuatnya menjadi tokoh global sekaligus perwujudan harapan bagi Gaza dan seluruh dunia. Ia juga disebut-sebut sebagai lambang kekuatan aktivisme digital.
Diketahui, sebelum Oktober 2023, pengikut laman Instagram Motaz Azaiza hanya beberapa ribu.Pada 7 Oktober lalu tercatat pengikutnya ada di angka 25 ribu. Kini sudah ada lebih dari 15 juta pengikut yang ingin mengetahui kabar Gaza lewat lensa yang Azaiza tangkap.
Postingan di laman Instagram miliknya berisikan potret warga Palestina selama masa konflik. Tidak banyak kata-kata yang ia tulis di bagian deskripsi, namun foto-foto yang ia bagikan bercerita dengan lebih dalam. Di hampir setiap postingan yang memuat dirinya, tampak ia memakai rompi bertuliskan press.
Dikatakan kepada The New Arab, Motaz Azaiza sudah tidak asing lagi dengan kesedihan, apalagi setelah ia kehilangan 15 kerabatnya.
"Tidak ada yang aman dan ketakutan ada di mana-mana. Entah saya tinggal di rumah ataupun pergi ke luar. Jadi mengapa saya harus tinggal di rumah? Saya harus berdiri dan menunjukkan kebenaran kepada dunia melalui lensa kamera," ujar Motaz.
Motaz Azaiza lahir di kamp pengungsian Deir al-Balah, Gaza. Sekarang ia bekerja di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk Pengungsi Palestina. Hingga kini dia aktif menjadi jurnalis foto yang berbasis di Gaza.
Ahmed Shihab-Eldin, seorang jurnalis untuk Palestina juga ikut memberikan dukungan mengenai Azaiza terkait predikat yang diberikan oleh GQ. “Kita semua mengenalnya sebagai Motaz Azaiza, seorang pahlawan, jiwa berharga yang merupakan hadiah Gaza bagi dunia.”
“Bagi saya, Motaz selalu, dan akan selalu, menjadi wujud detak jantung kemanusiaan. Terima kasih atas komitmen Anda terhadap kebenaran dan menunjukkan kekuatan Palestina dalam menghadapi segala rintangan. Saya belum pernah begitu terinspirasi sebagai jurnalis.”
Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah