• Selasa, 14 Februari 2023

IPB Bikin Produk Penyerap Limbah Logam Berat dari Tulang Ikan

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 13:00 WIB





Beberapa waktu lalu, sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan produk penyerap limbah logam berat yang terbuat dari tulang ikan tuna loh, TemanBaik. Produk inovasi tersebut diberi nama 'A Logam'.

Kelompok yang terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) bernama Avia Sefrianty Hidayat, Muhammad Farhan, dan Zulfa Aulia Rahma ini membuat partikel mineral hidroksiapatit melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019. Mereka mengembangkan inovasi tersebut di bawah bimbingan Dr Akhiruddin Maddu, dosen Departemen Fisika, FMIPA IPB.

"A Logam berisi partikel mineral hidroksiapatit yang kami buat dari limbah pengolahan tulang ikan tuna. A Logam dapat mengurangi kandungan logam berat pada air tercemar saat dicelupkan ke dalam air. Ada proses adsorpsi, yaitu ion-ion logam berat "terhisap" ke permukaan partikel mineral hidroksiapatit. Kami mengombinasikan mineral ini dengan magnetit yang disintesis dari pasir besi yang dapat diperoleh dengan mudah di banyak pantai-pantai Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat absorpsi dan memudahkan proses pengangkatan partikel peng-adsorpsi (adsorben) setelah diimplementasikan," papar Avia selaku Ketua PKM.

Baca Ini Juga Yuk: Mahasiswa IPB Kombinasikan 3 Teh untuk Atasi Kanker Payudara

'A Logam' punya efektivitas yang baik dalam menyerap logam berat seperti timbal (Pb). Dengan mempertimbangkan biaya dan ketersediaan bahan baku, komposit 'A Logam' berpotensi untuk mengangkat lebih banyak logam terlarut per satuan biaya. Hal tersebut memungkinkan biaya produksi dan implementasi yang lebih terjangkau sekaligus ramah lingkungan, karena menggunakan limbah dan material lokal seperti limbah tulang ikan tuna dan pemanfaatan pasir besi.

Menurut Avia, ide pengembangan inovasi 'A Logam' berawal dari pengalaman pribadi dua orang anggota tim yang pernah terkena dampak tidak langsung dari pencemaran logam berat. Mereka mengalami masalah pencernaan yang ternyata dapat disebabkan akibat mengonsumsi seafood seperti kerang yang sudah tercemar logam berat.

"Masalah pencemaran logam berat yang semakin meningkat tentunya akan mengancam industri perikanan melalui penurunan kelayakan konsumsi berbagai produk boga bahari, seperti ikan dan kerang yang ditangkap di lepas pantai yang dekat dengan kota-kota besar. Pemanfaatan tulang ikan yang merupakan limbah industri perikanan untuk menanggulangi masalah dalam industri itu sendiri, menawarkan keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan," pungkas Avia.


Foto : ipb.ac.id


Editor: Tya Eka Yulianti

Tags

Terkini

X