bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
cerita
Nonton di Kebun, mengenang masa kejayaan layar tancap.

Cerita dari Kebun Seni Tamansari, Memutar Kenangan lewat Layar Tancap

BERITABAIK.ID - Angin berembus kencang di Kebun Seni Tamansari Kota Bandung, Rabu (22/2/2023) lalu. Dingin pun terasa menggigit, menusuk pori-pori.

Di tengah remang cahaya lampu kios Kebun Seni Tamansari, sekelompok orang tampak duduk berjajar rapi ke belakang. Mereka fokus menatap layar kecil yang berada di depan.

Layar kecil dari kain itu menayangkan adegan film horor zaman dulu alias jadul. Cuaca dingin tak mengendurkan antusiasme para penonton menyaksikan film tersebut.

Ada dua film jadul yang ditayangkan malam itu. Judulnya 'Bayi Ajaib', film yang dirilis tahun 1982, dan 'Suzzanna Malam Satu Suro', pada tahun 1988.

Ya, begitulah suasana Kebun Seni Tamansari Kota Bandung, Rabu (22/2/2023) malam. Setiap dua pekan sekali, film-film jadul diputar di sana.

Baca Juga : Puluhan Pembalap MTB Sukses Taklukkan Galunggung Bike Park

Konsepnya seperti layar tancap. Hanya saja, kain yang digunakan sebagai media penayangan film tak terlalu besar. Bertajuk 'Nonton di Kebun', acara tersebut sudah empat kali digelar.

Ide memutar film dengan konsep layar tancap datang dari Dadan Hamdani, pegiat seni di Kebun Seni Tamansari, dan Wanggi Hoed, seniman pantomim.

Awalnya, Dadan dan Wanggi bertemu pada pemutaran film indonesia di salah satu bioskop. Film tersebut meraih juara internasional.

"Setelah film itu ditonton, gak ada diskusi dari tim produksi. Padahal film tersebut cukup bagus dan menarik," kata Dadan, inisiator acara tersebut.

Dadan mengaku sangat ingin mengapresiasi film-film Indonesia yang saat ini sedang menggeliat. Apresiasi tersebut bisa saja berupa diskusi proses produksi film, hingga meraih juara internasional.

Baca Juga : Teguh Pribadi, Sosok Kreatif di Balik Konten Menarik Kang Emil

"Kalau sekadar ditonton kan pada akhirnya kayak film-film lain yang entertain banget lah. Padahal film-film itu muatannya cukup menarik," tambah Dadan.

Setelah menonton film tersebut, Dadan pun berbincang dengan Wanggi. Dia mengusulkan untuk membuat acara yang bisa memicu sineas Bandung berkumpul.

"Saya sama Wanggi ngobrol, gimana caranya kita buka lapak, teman-teman sineas Bandung punya karya, entah itu tugas kuliah ataupun karya mereka, silakan putar di sini, terus kita bahas dalam bentuk diskusi," terang Dadan.

Obrolan tersebut membuahkan ide menggelar acara 'Nonton di Kebun'. Wanggi, kata Dadan, lantas menyiapkan infocus.

"Saya kemudian menyiapkan perlengkapan audio. Lalu kita bikinlah screen, cari tiangnya tripod, dan lain-lain. Akhirnya jadilah acara ini," ujar Dadan.

Baca Juga : Bikin Bangga! Guru SD Negeri di Kota Bandung Raih Beasiswa S-2 di Monash University

Pada sesi pertama 'Nonton di Kebun', kata Dadan, yang menyaksikan hanya teman-teman sineas di Kota Bandung. Lalu, Dadan memposting kegiatan tersebut dan menyebarkannya di kalangan teman-teman lain.

"Kita gelar acara ini dua minggu sekali. Nah pada acara yang kedua lumayan, ada beberapa teman-teman yang datang juga. Ada yang dari Cimahi dan Sumedang. Mereka tertarik dengan kegiatan ini," kata Dadan.

Lebih lanjut Dadan mengatakan, sesi ketiga gelaran 'Nonton di Kebun' diarahkan pada film-film jadul dengan konsep layar tancap.

"Konsepnya layar tancap, jadi apa adanya dengan film-film yang lawas juga. Kalau film sekarang dengan konsep layar tancap sepertinya kurang cocok," kata Dadan.

Dadan mengatakan, gelaran 'Nonton di Kebun' juga sekaligus mengenang masa-masa lalu saat layar tancap menjadi hiburan di kalangan masyarakat.

"Malah saya sampai pengin nge-recalling suasana dulu nonton layar tancap tuh ada apa aja. Kayak tukang kacang rebus, bajigur, dulu kan gitu suasananya," ujar Dadan.

Ke depan, kata Dadan, acara 'Nonton di Kebun' akan difokuskan pada penayangan film karya sineas muda Indonesia khususnya Kota Bandung.

"Nanti mungkin pada kegiatan ke-10 kita mulai coba menayangkan film-film karya sineas muda, lalu film tersebut didiskusikan," tutup Dadan. ***

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

Ratusan Pembalap MTB Sukses Taklukkan Galunggung Bike Park

Risa Vibia, Belajar Mengenal Diri lewat Seni Merangkai Bunga