BERITABAIK.ID - Pemerintah Indonesia ternyata sudah meluncurkan satelit perdananya pada 19 Juni 2023. Satelit yang diberi nama Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA-1 ini merupakan satelit multifungsi canggih pertama yang sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah. Satelit tersebut diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
SATRIA-1 adalah buatan Thales Alenia Space, Prancis tahun 2020 termasuk jenis Very High Throughput Satellite (VHTS) berkapasitas 150 Gbps. Memiliki tinggi 6,5 meter dengan bobot 4,5 ton, satelit ini diklaim mampu beroperasi hingga 15 tahun sejak pertama kali mengorbit. Dengan kapasitas tersebut, tidak heran jika satelit SATRIA-1 dinobatkan sebagai satelit terbesar di Asia, bahkan kelima di dunia.
Satelit tersebut diluncurkan dari Kennedy Space Center dan diterbangkan oleh roket Falcon 9 milik SpaceX, sebuah roket yang bisa mendarat vertikal dan dipakai ulang sebanyak 15 kali peluncuran.
Satelit ini dirancang untuk memberikan akses internet cepat. Layanan ini dapat menjadi solusi untuk pelayanan publik pada sektor pendidikan, kesehatan, keamanan, dan pemerintahan. Terutama untuk berbagai wilayah yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Transceiver Station (BTS) dan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Dengan operasi transmisi lewat udara, SATRIA-1 bisa menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke. Cakupan layanan yang luas ini mampu mengatasi hambatan geografis yang beragam di Indonesia.
SATRIA-1 merupakan proyek Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PT Satelit Nusantara Tiga dengan biaya yang diperkirakan mencapai US$ 540 juta atau setara dengan sekitar Rp 8 triliun.
Operasional SATRIA-1 didukung oleh 11 stasiun bumi atau Gateway yang terletak di 11 kota berbeda, yakni Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Stasiun Bumi di Cikarang kemudian ditunjuk sebagai Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer berikut Network Operation Control.
Pada 30 Oktober 2023, SATRIA-1 akhirnya berhasil mengorbit di tujuan utamanya, yakni Geostasioner 146° Bujur Timur atau berada tepat di atas Pulau Papua, dengan ketinggian lebih dari 36.000 km di atas permukaan Bumi.
Dua bulan setelahnya, pada 28 Desember 2023, Presiden Jokowi meresmikan pengoperasian SATRIA-1. Peresmian yang diadakan di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara ini juga sekaligus meresmikan ribuan BTS 4G Bakti yang sudah dibangun di berbagai titik di seluruh Indonesia.
Manfaat SATRIA-1 untuk Indonesia
Satelit SATRIA-1 digunakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital di 150 ribu titik untuk pendidikan, kesehatan, pengawasan wilayah oleh TNI dan Polri, dan pelayanan publik di pemerintahan daerah.
Jika dirinci per wilayah, ada 54.400 titik di Sumatera, 19.300 di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa.
Di lingkup pendidikan, kehadiran SATRIA-1 dapat mendukung kegiatan sekolah setingkat SD hingga pesantren. Sementara untuk sektor kesehatan, SATRIA-1 melayani 3.700 titik Puskesmas, Rumah Sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya. Sehingga layanan internet cepat bisa memudahkan konektivitas layanan kesehatan di daerah 3T.
Selanjutnya di sektor keamanan, fasilitas internet cepat dari SATRIA-1 ini membantu TNI dan POLRI di 3.900 titik dalam memenuhi kebutuhan administrasi pertahanan dan keamanan.
Sementara itu, untuk sektor pemerintahan daerah, internet cepat bisa mendukung 47.900 titik kantor desa/kelurahan dan kecamatan di Indonesia. Sehingga pelayanan berbasis elektronik bisa lebih cepat dan efisien.
Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah