Dulu, sentra buku bekas di Jalan Cikapundung Kota Bandung selalu ramai. Kini, kondisinya merana. Dalam sehari, paling satu hingga dua orang saja yang datang.
Toh, kondisi itu tak membuat semangat Makmur pudar. Di tengah disrupsi teknologi digital dan minimnya minat baca, Makmur tetap bertahan menjual buku bekas.
Sejak tahun 1980 Makmur mengadu nasib di Bandung. Kala itu, usianya baru 15 tahun. Dia sengaja merantau untuk membantu perekonomian keluarga.
"Saya dari Cirebon, sengaja datang ke sini (Bandung) buat bantu keluarga. Kasian, ibu kan sendiri. Bapak saya sudah meninggal dari saya kecil," kata Makmur kepada beritabaik, Kamis (7/4/2022).
Makmur mengaku tertarik berjualan buku bekas karena berkaitan dengan ilmu. Bagi Makmur, orang akan terus mencari ilmu sampai kapan pun.
"Awalnya saya jualan jala, kemudian tertarik pada buku karena berisi ilmu. Kapan pun ilmu itu akan tetap laku," kata Makmur.
Tekad Makmur pun makin kuat. Dia mulai mencari-cari buku bekas untuk dijual kembali di Jalan Cikapundung.
"Sejak berniat jualan buku bekas, saya mulai cari-cari di Bandung. Terus lama-lama, gak usah dicari lagi. Banyak yang sengaja datang memasok buku," kata Makmur.
Baca Juga: Resep Buka Puasa Daging Lima Bumbu, Enak dan Kaya Protein
Artikel Terkait
Cerita Aipda Lalu Dwi Prayitno yang Menolong Pembalap MotoGP Franco Morbidelli
Najla Nurani, Bermodal Rp200 Ribu Sukses Raup Jutaan dengan Bisnis Korean Cake
Cerita Putri Selita Firdaus, Cintanya pada Alam dan Hingga Menerbitkan Karya Buku
Mengenal Sekolah Kader Konservasi Masigit Kareumbi bersama Rizki Dian Ramadhani
Terinspirasi dari sang Anak, Leni Sumarni Dirikan Rumah Belajar Otello