Pada awal April lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan terkait penemuan 10 kasus hepatitis misterius akut. Kasus yang belum diketahui etiologinya ini diketahui ini terjadi pada anak-anak berusia di bawah usia 10 tahun, pertama kali di seluruh Skotlandia tengah.
Tiga setelahnya, 74 kasus diidentifikasi di Inggris. Virus hepatitis misterius akut ini, termasuk hepatitis A, B, C, E, dan D ditemukan pada uji coba laboratorium. Sedangkan hingga saat ini penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung untuk memahami etiologi kasus-kasus tersebut.
Dilansir dari laman halodoc.com, kasus hepatitis misterius ditemukan pada anak dengan rentang usia 11 bulan hingga 5 tahun di Skotlandia tengah. Dari 10 kasus yang ditemukan, 9 di antaranya memiliki gejala pada Maret 2022. Sedangkan gejala pada satu pengidap lainnya ditemukan pada Januari 2022.
Sejumlah gejala yang ditemukan pada 10 pengidap tersebut, termasuk penyakit kuning, diare, muntah, dan sakit perut. Pada penyelidikan lanjutan, ditemukan juga sindrom klinis pada kasus yang teridentifikasi akibat peningkatan enzim hati. Peningkatan tersebut disertai dengan ikterus (tubuh yang terlihat kekuningan).
Baca Juga: Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Terkait Kasus Hepatitis Akut Misterius
Terkadang kondisi didahului oleh gejala gastrointestinal, terutama pada anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun. Dalam kasus yang parah, transfusi hati dilakukan pada 6 anak pengidap hepatitis misterius.
Selanjutnya, penyidikan yang dilakukan hingga 11 April 2022 tidak menemukan adanya kematian dari kasus hepatitis misterius yang dialami. Dalam pengujian laboratorium yang dilakukan, peneliti telah mengecualikan virus hepatitis tipe A, B, C, E, dan D dalam kasus ini.
Baru-baru ini, kurang dari 5 kasus ditemukan di Irlandia. Selain itu, ada 3 kasus hepatitis misterius dengan etiologi yang belum diketahui telah dilaporkan pada anak-anak di rentang usia 22 bulan hingga 13 tahun di Spanyol.
Gejala Hepatitis Misterius Eropa
Hepatitis misterius ini disebutkan dapat menyebabkan penyakit ringan seperti flu hingga gagal hati yang fatal. Dalam beberapa kasus, tidak ada gejala yang ditemukan. Tingkat keparahan gejala dan kecepatan pemulihan pun sangat bervariasi, tergantung pada virus dan respons tubuh pengidap terhadap infeksi.
Pada pengidap hepatitis A dan C, biasanya muncul gejala yang sangat ringan atau tidak sama sekali, bahkan mungkin tidak disadari. Sedangkan hepatitis B dan E lebih berisiko menimbulkan gejala parah. Jika terpapar infeksi hepatitis B dan D, keduanya dapat membuat gejala hepatitis B menjadi lebih parah.
Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba. Berikut ini beberapa gejala yang perlu diwaspadai
1. Penyakit kuning, termasuk pada kulit, bagian putih mata, dan membran mukosa.
2. Diare akut, yang memicu badan lemas.
3. Muntah-muntah, yang memicu dehidrasi.
4. Sakit perut berkelanjutan.
5. Penurunan nafsu makan, yang berujung pada menurunnya berat badan.
6. Malaise, yaitu rasa lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan tanpa diketahui penyebab yang mendasari.
7. Nyeri di bagian kanan atas perut di mana tempat hati berada.
Nafsu makan biasanya akan kembali seminggu setelah gejala dimulai. Pada perokok aktif, ketidaksukaan terhadap rokok adalah gejala yang khas. Pada kasus yang jarang terjadi, pengidap hepatitis B akan mengalami nyeri sendi dan gatal-gatal merah pada kulit.
Setelah 3 hingga 10 hari, urine menjadi gelap dan feses menjadi pucat. Kemudian, penyakit kuning akan berkembang menjadi semakin parah. Gejala tersebut terjadi karena organ hati yang rusak tidak dapat mengeluarkan kelebihan bilirubin dari dalam darah.
Bilirubin sendiri adalah pigmen kuning yang dihasilkan ketika hemoglobin dipecah sebagai bagian dari proses normal daur ulang sel darah merah yang tua atau rusak. Bilirubin kemudian menumpuk di dalam darah dan disimpan di kulit dan bagian putih mata.
Bilirubin biasanya disekresikan ke dalam usus sebagai komponen empedu dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai tinja. Pada pengidap hepatitis, tinja berwarna pucat karena bilirubin tidak masuk ke dalam usus untuk dikeluarkan dalam bentuk tinja.
Artikel Terkait
Begini Cara Tepat Hitung Kalori agar Tetap Sehat Selama Lebaran
Begini Tips untuk Menjaga Berat Badan agar Tetap Ideal Usai Lebaran
Lakukan Hal Ini Jika Mag Kambuh saat Perjalanan Mudik Lebaran 2022
5 Cara Hilangkan Pegal-pegal Setelah Perjalanan Mudik Lebaran 2022
Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Terkait Kasus Hepatitis Akut Misterius