TemanBaik, belakangan kita merasakan kondisi suhu udara makin panas, musim hujan dan kemarau yang tidak lagi menentu. Belum lagi cuaca ekstrem seperti hujan badai sering terjadi di sekitar kita. Masalah-masalah tersebut adalah dampak kerusakan alam dan perubahan iklim.
Keresahan akan hal tersebut dirasakan oleh hampir semua dari kita. Tak terkecuali kaum muda atau bahkan generasi Z (Gen Z). Belakangan, makin banyak anak muda yang peduli dan makin vokal menyuarakan tentang darurat perubahan iklim, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah Jodi Dwiyanto.
Kali ini beritabaik.id berkenalan dan berbincang seputar isu lingkungan dan perubahan iklim dengan Jodi Dwiyanto. Ia adalah seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan Administrasi Bisnis, di Albukhary International University, Malaysia.
Pria yang akrab disapa Jodi ini memiliki ketertarikan dan aktif berbagi edukasi mengenai isu lingkungan. Jodi bercerita tentang awal mula kecintaannya terhadap lingkungan hingga akhirnya mendirikan sebuah komunitas yang berfokus pada isu perubahan iklim dan lingkungan.
Sejak SMA Jodi sudah mengikuti organisasi pecinta alam, hal ini rupanya menjadi awal mula ketertarikannya terhadap isu lingkungan.
"Waktu itu ada suatu kelas di organisasi tersebut, disitu didatengin alumni-alumni dan mereka membahas terkait isu lingkungan, terkait sampah dan pemanasan global. Dari situ aku mulai sadar kalo isu lingkungan itu semakin parah loh. Harusnya kita sebagai manusia udah mulai take action atau mengambil tindakan untuk memperbaiki ini," ujar Jodi.
Saat itu Jodi belum terpikirkan mengenai apa aksi nyata yang seharusnya ia lakukan. Ia masih merasa ada keterbatasan ilmu dan juga lingkungan yang belum mendukungnya untuk melakukan perubahan yang lebih besar.
Baru pada saat saat ia memasuki jenjang kuliah pada tahun 2019 di Universitas Padjadjaran, ia merasa mempunyai akses informasi, relasi dan lingkungan yang mendukung untuk melakukan upaya yang lebih nyata.
"Saat kuliah aku punya banyak akses, entah dari orang-orang, relasi, dan pandangan aku jadi lebih terbuka dan luas," jelasnya.
Berawal dari hal tersebut, Jodi merasa terpacu untuk lebih aktif dan mendalami isu lingkungan. Ia mulai mengikuti banyak webinar, memperdalam lagi ilmunya dari sisi kebijakan dan regulasi, hingga sisi bisnis yang berkaitan dengan lingkungan. Jodi akhirnya juga memutuskan untuk turut berperan aktif dalam menggelorakan gerakan peduli lingkungan dengan mendirikan komunitas yang memberikan edukasi mengenai isu lingkungan.
Salah satu upaya pria kelahiran Magelang ini agar kampanye terkait isu lingkungannya lebih di dengar lagi ia wujudkan dengan mendirikan sebuah komunitas bernama ‘Kok Banjir’. Komunitas ini berfokus pada edukasi isu lingkungan dan juga bencana alam yang disebabkan oleh krisis iklim yang disebut juga hydrometeorology.
"Dari sini aku mengajak orang-orang terdekat aku untuk sama-sama belajar mengenai dampak krisis iklim itu seperti apa, apa upaya yang bisa kita lakukan, bagaimana kita bisa ambil posisi ketika ada kebijakan yang merusak lingkungan," ujarnya.
Artikel Terkait
Deretan Film Perjuangan Buruh yang Layak Ditonton saat May Day
Hari Buruh Internasional 2022, Nikmati Film Lokal Bertema Buruh
Pastikan Bandung tetap Bersih, DLH Siagakan 1.500 Tenaga Kebersihan saat Lebaran
Gotong Royong untuk Flobamora, Orang Muda NTT Bersatu Hadapi Krisis Iklim
Mulai 30 April 2022, Tiga Provinsi Ini Sudah Bisa Menikmati Siaran TV Digital
Cerita Teklania Eta, Kampanyekan Setop Perkawinan Anak di Desa Kelahirannya