Ia juga mengaku masih menjalankan kegiatan fotografi. Kamera beserta lensa pun masih dijaga. Hanya saja, kegiatan fotografi hanya dilakukan sebatas hobi saat waktu senggang.
"Motret masih, kok. Ya, cuma sekarang kan kebutuhannya untuk hobi. Terus di sisi lain pas udah bisa membaca situasi (kerja sebagai petani), eh, job-nya enggak ada," sambungnya.
Baca Ini Juga Yuk: Ratnauli Gultom, Petani Tangguh dari Silimalombu
Asyik Jadi Petani Muda
Di tahun ketiganya, Amri begitu menikmati profesi sebagai petani. Ia merasa bercocok tanam lebih menyenangkan ketimbang fase saat dirinya bekerja kantoran.
Menurutnya, medan yang harus dikuasai petani antara lain lahan, modal, dan akses pasar. Ketiga hal ini harus benar-benar dirawat dan dikembangkan. Di sisi lain, dukungan besar pemerintah terhadap perkembangan petani muda disebutnya sebagai angin segar bagi kamu yang mulai tertarik beralih ke bidang pertanian.
"Jadi, ada petani pemula yang dia semangat menanam nih di awal. Tapi begitu panen, nah, dia enggak tau mau dikemanain (hasil panennya). Maka dari itu, penting banget nguasain akses pasar," terangnya.
Lebih lanjut, ia mengkau lebih nyaman jika petani menggarap lahan dalam format grup. Katakanlah ada dua orang yang menggarap lahan tersebut. Sehingga, dua orang itu bisa membagi tugas agar fokus menggarap lahan dan akses pasar.
Saat ditanya penghasilan, ia membocorkan pada dasarnya penghasilan petani ditentukan kuantitas produk yang dihasilkannya. Ini tentu berbeda dengan anak kantoran yang sudah memiliki penghasilan lebih pasti.
Buat yang mulai tertarik menggeluti bidang pertanian, ia menyarankan kamu punya komitmen tinggi dan konsistensi menjalankan profesi ini. Selain itu, kamu juga perlu memperluas relasi, karena relasi ini bakal memudahkan kamu menjual komoditas tani.
"Tapi kalau bicara realistis sih memang harus punya modal dulu buat lahan," sambungnya.