BERITABAIK.ID - Ratu Elizabeth II telah meninggal pada 8 September 2022 lalu. Namun di Kota Bandung, Elizabeth masih ada hingga saat ini.
Nah, Elizabeth di Kota Bandung ini tentu bukan Ratu Inggris, melainkan es cendol di Jalan Inhoftank Nomor 64.
Es Cendol Elizabeth merupakan minuman tradisional dari tepung beras dengan warna hijaunya yang khas.
Cendol Elizabeth merupakan salah satu minuman terkenal di Kota Bandung sejak puluhan tahun lalu.
Dalam keterangan pers yang diterima dari Humas Kota Bandung dikisahkan, pendiri Es Cendol Elizabeth adalah H Rohman.
Baca Juga: Asyiknya Bermain Sambil Mengenal Tokoh Pahlawan di Taman Superhero
Sejak 1972, H Rohman sudah mulai berjualan cendol keliling menggunakan gerobak.
Saat itu ia masih tinggal di rumah kontrakan Jalan Lio Genteng, Astanaanyar. Dia kemudian berkeliling menjajakan dagangannya hingga ke Dago dan Cihampelas.
Setiap pulang berjualan, H Rohman melewati Jalan Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista).
Di sana terdapat rumah Eli, langganan cendolnya. Karena sering mangkal di sana, H Rohman mulai berjualan di depan rumah Eli.
Saat itu, adik Eli bekerja di salah satu toko tas. Melihat H Rohman sering berjualan di depan rumahnya menggunakan gerobak, Eli pun ingin menitipkan tas reject-nya kepada Rohman untuk dijual.
Baca Juga: Nikmatnya Lotek Alkateri, Kuliner Khas yang Legendaris di Kota Bandung
Singkat cerita, rumah Eli menjadi toko tas dengan nama Toko Tas Elizabeth. Kala itu, H Rohman masih berjualan es cendol.
Ketika ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar membaca dan menulis, meminta tolong ke Eli untuk menuliskan pesanannya.
Eli yang sering menuliskan pesanan cendol menggunakan bon Tas Elizabeth, menyarankan agar nama cendolnya juga Cendol Elizabeth. Inilah asal usul nama Cendol Elizabeth.
Akhirnya, Rohman memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke Jalan Inhoftank, dan masih tetap berjualan di depan Toko Tas Elizabeth.
Rupanya, Es Cendol Elizabeth cukup diminati pembeli. Saking lakunya, saat berjualan, H Rohman sering kehabisan bahan.
Akhirnya banyak pembeli yang datang langsung ke tempat produksinya di Jalan Inhoftank.
Baca Juga: Studi: Naik Turun Tangga Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental
Pemerintah pun membuat aturan zona larangan pedagang kaki lima (PKL). Es Cendol Elizabeth sebenarnya tidak di area trotoar melainkan masih berada di area Toko Tas Elizabeth.
Namun, karena Es Cendol Elizabeth merupakan pelopor pedagang kaki lima di Jalan Otista saat itu, Rohman memutuskan pindah. Jika tidak, pedagang lain tak mau pindah.
Hingga sekitar tahun 1998 mulai dibangun Es Cendol Elizabeth Pusat yang berada di Jalan Inhoftank Nomor 64.
Selain menjual es cendol, Rohman juga menjual es goyobod. Asal usul berjualan goyobod berawal dari Eli yang suka membuat goyobod.
Saat itu, Eli yang sedang malas higga meminta tolong ke Rohman untuk membuatkan goyobod.
Baca Juga: Minuman Ini Mampu Meningkatkan Imunitas saat Musim Hujan
Nur Hidayah, anak H Rohman menuturkan, bapaknya itu orang yang tekun.
Sebelumnya Es Cendol Elizabeth pernah membuka stan di Ciwalk.
Namun menurut Nur, jika hanya menjual cendol, tidak menutup biaya berjualan di stan Ciwalk. Maka, lanjut Nur, dibuatlah es goyobod.
Karena pada stan Ciwalk telah ditambahkan menu goyobod selain Es Cendol Elizabeth, akhirnya pada 2001 H Rohman menambahkan menu goyobod di tokonya.
Nur menuturkan, saat ini Es Cendol Elizabeth hanya memiliki cabang di Kota Tasikmalaya, Majalaya, dan didistribusikan ke supermarket.
Sedangkan pedagang-pedagang yang berjualan di jalan-jalan, bukan bagian dari Es Cendol Elizabeth.
Es Cendol Elizabeth Pusat buka setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB. Harga cendol per bungkus besar Rp22.000 sedangkan goyobod per bungkus besar Rp32.000.***
Editor : Gin Gin Tigin Ginulur