Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) menghadirkan ruang pamer 'Kembara Biru' (Traveluing Blues) karya seniman grafis, Theresia Agustina Sitompul yang merupakan bagian dari Komisi Ruang Seni Anak UOB Museum Macan yang akan mulai dibuka 9 April 2020.
Pameran 'Kembara Biru' ini merupakan hasil refleksi Theresia saat berada di rumah selama masa pembatasan sosial saat pandemi. Adanya peralihan kegiatan-kegiatan yang terjadi di rumah sejak merebaknya pandemi. Rumah beralih fungsi menjadi tempat bersosialisasi, kantor, hingga sekolah.
Hal tersebut juga berkaitan erat dengan perannya sebagai ibu, pendidik, dan juga seorang perupa saat mendampingi kegiatan anak-anaknya yang diharuskan berinteraksi terus-menerus dengan layar digital untuk keperluan sekolah daring.
Melalui 'Kembara Biru', perupa yang dikenal dengan eksplorasi seni grafisnya yang sangat personal ini, ingin mengundang anak-anak dan orang tua untuk berhenti sejenak dan beristirahat dari dunia maya dan layar digital. Theresia mengatakan dirinya juga ingin mendorong kreativitas dan daya motorik anak-anak kembali bekerja dan bertumbuh..
"Imajinasi anak-anak bagaikan langit yang biru–cerah, ceria dan tanpa batas. Lalu mengapa kita berfokus pada batasan padahal kita dapat mengeksplorasi banyak kemungkinan? Kita memiliki sepasang tangan yang dapat menciptakan jutaan hal menakjubkan," ujarnya dalam keterangan resmi.
Baca Juga: Setelah Jeda 40 Tahun, Sindhunata Kembali dengan Kisah Anak Bajang
Sementara itu, Fenessa Adikoesoemo, Chairwoman, Museum MACAN Foundation, mengatakan, "Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru adalah sebuah proyek seni yang bermakna bagi kami karena dikembangkan untuk anak-anak, keluarga dan sekolah. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Museum MACAN dalam hal pendidikan seni bagi anak-anak."
Ruang instalasi 'Kembara biru' menampilkan kombinasi warna putih dan biru yang identik dengan warna langit dan awan. Di dalam ruangan terdapat susunan lengan-lengan kemeja putih yang enyerupai bentuk awan pada bagian langit.
Dengan mengambil bentuk seperti awan, yang terinspirasi dari sebuah baju kemeja dengan beberapa lengan dan kerah, instalasi ini menggambarkan sejumlah peran dan kemungkinan dari kreasi manual. Pengunjung dapat menyentuh dan merasakan instalasi kain tersebut.
Ruang pamer 'Kembara Biru' tidak hanya bertujuan untuk menghadirkan karya instalasi fisik saja, tetapi juga menyediakan ruang bagi pengunjung untuk berinteraksi secara langsung, belajar dan berkreasi dengan medium kertas karbon yang dikombinasikan dengan benda-benda kecil di keseharian.
Pameran ini juga dirancang untuk menghubungkan siswa dan sekolah di seluruh Indonesia. 12 sekolah dari 10 provinsi akan menerima materi dan sejumlah alat-alat yang dapat memungkinkan mereka untuk mengikuti serangkaian lokakarya secara daring.
Untuk mendorong lebih banyak anak dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan kreatif dan pembuatan pameran di rumah, tutorial dan lokakarya ini akan tersedia untuk masyarakat umum di kanal media sosial dan YouTube Museum MACAN.
Artikel Terkait
Perpaduan Desain, Arsitektur, dan Furnitur dalam 'Superimpose'
PFI Bandung Merekam 2 Tahun Pandemi dalam Pameran "731"
Karya Norman Erikson Pasaribu Masuk Daftar Panjang International Booker Prize 2022
Yoris Sebastian Meluncurkan Buku Terbarunya '101 Creative Notes' Lewat Gramedia Pustaka Utama
Setelah Jeda 40 Tahun, Sindhunata Kembali dengan Kisah Anak Bajang