Di sisi lain, mereka melihat pemerintah dan kebijakan organisasi internasional seperti G20 juga mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas.
Namun sayangnya, di Indonesia belum ada aplikasi yang memiliki fitur-fitur yang mendukung beberapa jenis disabilitas.
Baca Juga: Mantap, Es Krim Pakcoy Produk Kota Bandung Dapat Pujian dari Italia
“Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja. Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40% penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas," kata Najma dalam laman resmi Universitas Padjadjaran.
"Karena itu, munculah ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas,” tambahnya.
Untuk diketahui, aplikasi TeDi merupakan final capstone project yang diadakan oleh Google Bangkit 2022 dan meraih prestasi di kancah nasional dengan menjadi top 15 proyek terbaik, bersaing dengan 437 proyek lainnya.
Selain itu, TeDi mendapatkan pendanaan dari Google dan Pemerintah Indonesia melalui Ristek Dikti sebesar US$10.000 untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.
Ke depannya, tim kreator TeDi akan menambah fitur kosakata serta gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak.
Selain itu, TeDi akan menghadirkan fitur baru berupa deteksi braille, belajar bahasa isyarat, pertolongan keluarga, serta fitur untuk disabilitas lainnya.
Dalam rangka pengembangan aplikasi dan wadah untuk menyosialisasikan manfaat dari aplikasi tersebut, tim TeDi akan bekerja sama dengan kegiatan peduli disabilitas.
Artikel Terkait
Kisah Alza, si Jago Catur yang Menginspirasi lewat Pendidikan
Bangga Banget! Ada Produk Indonesia di Piala Dunia 2022
Inovasi Mahasiswa IPB Bikin Sistem Penyiraman dari Kelembapan Tanah
Di Atas Kursi Roda, Pemuda Ini Bikin Kerajinan Tangan dari Kayu Bekas
Mengolah Sampah Jadi Berkah ala Buruan Sae Sawargi